Kinerja Danone Aqua 2010 (Danone Aqua 2010 Performance)
Media : Investor Daily
Halaman : 22 (Industries, Trade & Service), Section Level 2
Tanggal : Thursday, January 14, 2010
Penulis : -
Tone : Neutral
Summary :
Dari kiri ke kanan, brand director danone aqua Tani Sulaiman, health marketing director regina karim, ahli hidrogeoligi dari universitas gadjah mada Prof Dr Heru Hendrayana, dan Sustainable Development Manager binahidra logiardi berbincang di sela temu media danone aqua awal tahun 2010 di jakarta, Rabu (13/1). Tahun ini Danone Aqua tetap menjaga kualitas produk yang tinggi, kampanye kebaikan alam, dan pemberdayaan masyarakat dalam program CSR.
---------------
From left to right, brand director of DANONE AQUA Tani Solomon, director of marketing health regina karim, hidrogeoligi experts from Gadjah Mada University, Prof. Dr. Heru Hendrayana, and Sustainable Development Manager binahidra logiardi talking through the DANONE AQUA media Intersection early in 2010 in Jakarta, Wednesday ( 13 / 1). This year Danone Aqua maintaining high product quality, natural goodness campaign, and empower the community in CSR programs.
Kinerja Danone Aqua 2010
Dari kiri ke kanan, Brand Director Danone Aqua Tani Sulaiman, Health Marketing Director Regina Karim, ahli hidrogeoligi dari Universitas Gadjah Mada Prof Dr Heru Hendrayana, dan Sustainable Development Manager Binahidra Logiardi berbincang di sela Temu Media Danone Aqua Awal Tahun 2010 di
Jakarta, Rabu (13/1). Tahun ini Danone Aqua tetap menjaga kualitas produk yang tinggi, kampanye kebaikan alam, dan pemberdayaan masyarakat dalam program CSR.
Tuesday, 19 January 2010
Aqua Desak Bapepam Tuntaskan Pemeriksaan (Aqua Urged Bapepam To Accomplish Investigation)
Media : Koran Tempo
Halaman : A14 (Bisnis/Finansial), Section Level 2
Tanggal : Thursday, January 14, 2010
Penulis : ARIF GUNAWAN S.
Tone : Neutral
Summary :
JAKARTA - Aqua Golden Mississippi Tbk mendesak badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (Bapepam- LK) segera menyelesaikan pemeriksaan terhadap perusahaan tersebut agar bisa melakukan delisting (keluar dari bursa) pada semester satu ini.
---------------
JAKARTA - Aqua Golden Mississippi Tbk urges capital market regulatory authorities and financial institutions (Bapepam-LK) immediately complete the investigation against the company in order to make delisting (out of stock) in this semester.
Aqua Desak Bapepam Tuntaskan Pemeriksaan
Aqua Desak
Bapepam Tuntaskan
Pemeriksaan
JAKARTA -Aqua Golden Mississippi Tbk mendesak Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK) segera menyelesaikan pe- meriksaan terhadap perusaha- an tersebut agar bisa melaku- kan delisting (keluar dari bursa) pada semester satu ini.
Bapepam saat ini tengah melakukan pemeriksaan pada Aqua perihal rencana perusa- haan itu menjadi perusahaan tertutup. Sebenarnya, Aqua menargetkan delisting selesai tahun lalu. "Tapi kami belum tahu masalah sebenarnya (di Bapepam)," ujar Presiden Di- rektur Aqua Parmaningsih Ha- dinegoro di Jakarta kemarin. la menyatakan, pihaknya ha- nya dapat menunggu penyele- saian Bapepam.
Aqua mengatakan niatnya keluar dari bursa sejak diambil alih Danone pada 2001. Saat ini saham Aqua yang masih di- pegang publik tersisa 6,4 per- sen dari seluruh saham. Harga tender offer yang diberikan Aqua kepada pemegang sa- ham sebesar Rp 450 ribu per lembar saham. Sejauh ini be- lum ada rencana Aqua untuk mengubah harga tersebut ,
" FAMEGA SYAIRA
Halaman : A14 (Bisnis/Finansial), Section Level 2
Tanggal : Thursday, January 14, 2010
Penulis : ARIF GUNAWAN S.
Tone : Neutral
Summary :
JAKARTA - Aqua Golden Mississippi Tbk mendesak badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan (Bapepam- LK) segera menyelesaikan pemeriksaan terhadap perusahaan tersebut agar bisa melakukan delisting (keluar dari bursa) pada semester satu ini.
---------------
JAKARTA - Aqua Golden Mississippi Tbk urges capital market regulatory authorities and financial institutions (Bapepam-LK) immediately complete the investigation against the company in order to make delisting (out of stock) in this semester.
Aqua Desak Bapepam Tuntaskan Pemeriksaan
Aqua Desak
Bapepam Tuntaskan
Pemeriksaan
JAKARTA -Aqua Golden Mississippi Tbk mendesak Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam- LK) segera menyelesaikan pe- meriksaan terhadap perusaha- an tersebut agar bisa melaku- kan delisting (keluar dari bursa) pada semester satu ini.
Bapepam saat ini tengah melakukan pemeriksaan pada Aqua perihal rencana perusa- haan itu menjadi perusahaan tertutup. Sebenarnya, Aqua menargetkan delisting selesai tahun lalu. "Tapi kami belum tahu masalah sebenarnya (di Bapepam)," ujar Presiden Di- rektur Aqua Parmaningsih Ha- dinegoro di Jakarta kemarin. la menyatakan, pihaknya ha- nya dapat menunggu penyele- saian Bapepam.
Aqua mengatakan niatnya keluar dari bursa sejak diambil alih Danone pada 2001. Saat ini saham Aqua yang masih di- pegang publik tersisa 6,4 per- sen dari seluruh saham. Harga tender offer yang diberikan Aqua kepada pemegang sa- ham sebesar Rp 450 ribu per lembar saham. Sejauh ini be- lum ada rencana Aqua untuk mengubah harga tersebut ,
" FAMEGA SYAIRA
Proyek Air Minum Umbulan Tak Diminati Investor
http://www.terrasys.biz
http://www.terrasysenergy.com
SURABAYA Proyek pengadaan air minum melalui mekanisme kerja sama pemerintah swasta (KPS) di wilayah Umbulan, Jawa Timur, tak diminati investor. Investor enggan menggarap proyek itu karena dinilai kurang menguntungkan dari sisi bisnis.
Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf menuturkan, proyek tersebut sebenarnya digagas Pemprov Jawa Timut agar jaringan air minum bersih di provinsi tersebut kian meluas sehingga bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. Namun, dari hasil penjajakan pasar yang dilakukan Pemprov Jatim, minat investor nyaris tidak ada. "Tak ada investor yang berininat, ini karena proyek dianggap tak menguntungkan secara bisnis," jelas dia di Surabaya, Senin (11/1).
Menurut dia, sesuai hasil audit tim independen dari Australia, investasi yang harus dikeluarkan investor untuk menggarap proyek tersebut terlalu besar dan tidak sebanding dengan tarif yang mungkin akan diberlakukan. Untuk membangun pipa utama dari Pasuruan hingga Surabaya saja butuh dana Rp 1,5 triliun. Jika ditambah dengan distribusi ke pelanggan, angkanya menjadi Rp 2,4 triliun.
Syaifullah menjelaskan, dengan besaran investasi tersebut, air yang bersumber dari mata air Umbulan jika dialirkan ke Surabaya harus dihargai Rp 10.000 per meter kubik, padahal kemampuan masyarakat hanya Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per meter kubik.
"Ini jelas tak menguntungkan investor, apalagi investor masih harus berbagi pendapatan dengan Pemkab Pasuruan. Selain itu, tarif air mi\parnum di Jawa Timur belum kompetitif, baik di Surabaya, Sidoarjo, maupun Gresik. Kalau investor di Urnbulan pasang harga Rp 10.000, padahal air dari PDAM lain di bawah itu, apa ada yang mau," jelas dia.
Minta Subsidi Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemprov Jatim akan melobi pemerintah pusat agar mau memberikan subsidi atas biaya penyelesaian infrastruktur proyek tersebut. Pemerintah pusat diharapkan memberikan subsidi dalam pembangunan pipa distribusi primer, dengan begitu proyek tersebut bisa menguntungkan dari sisi bisnis.
"Kalau nanti subsidi itu bisa cair, bisa jadi malah proyek itu tak harus ditawarkan ke investor swasta. Bisa saja dikelola sendiri oleh Pemprov Jatim melalui BUMD," ujar dia.
Dia menjelaskan, dengan adanya subsidi untuk pembangunan pipa distribusi primer, tarif air minum ke pelanggan bisa ditekan hingga menjadi sekitar Rp 5.000-6.000 per meter kubik. Dengan dikelola BUMD, Pemprov Jatim, pun bisa memberikan subsidi tarif antara Rp 1.000 hingga Rp2.000 per meter kubik.
"Jadi tarif ke pelanggan mungkin tinggal Rp 4.000 per meter kubik. Kalau begini, kami yakin pelanggan banyak yang berminat," jelas dia.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menginstruksikan Pemprov Jatim agar segera mengupayakan mata air Umbulan bisa dinikmati masyarakat. Dengan kapasitas 4.000 liter per detik, mata air Umbulan bisa dinikmati satu penduduk di Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. (ros)
http://www.terrasysenergy.com
SURABAYA Proyek pengadaan air minum melalui mekanisme kerja sama pemerintah swasta (KPS) di wilayah Umbulan, Jawa Timur, tak diminati investor. Investor enggan menggarap proyek itu karena dinilai kurang menguntungkan dari sisi bisnis.
Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf menuturkan, proyek tersebut sebenarnya digagas Pemprov Jawa Timut agar jaringan air minum bersih di provinsi tersebut kian meluas sehingga bisa menjangkau semua lapisan masyarakat. Namun, dari hasil penjajakan pasar yang dilakukan Pemprov Jatim, minat investor nyaris tidak ada. "Tak ada investor yang berininat, ini karena proyek dianggap tak menguntungkan secara bisnis," jelas dia di Surabaya, Senin (11/1).
Menurut dia, sesuai hasil audit tim independen dari Australia, investasi yang harus dikeluarkan investor untuk menggarap proyek tersebut terlalu besar dan tidak sebanding dengan tarif yang mungkin akan diberlakukan. Untuk membangun pipa utama dari Pasuruan hingga Surabaya saja butuh dana Rp 1,5 triliun. Jika ditambah dengan distribusi ke pelanggan, angkanya menjadi Rp 2,4 triliun.
Syaifullah menjelaskan, dengan besaran investasi tersebut, air yang bersumber dari mata air Umbulan jika dialirkan ke Surabaya harus dihargai Rp 10.000 per meter kubik, padahal kemampuan masyarakat hanya Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per meter kubik.
"Ini jelas tak menguntungkan investor, apalagi investor masih harus berbagi pendapatan dengan Pemkab Pasuruan. Selain itu, tarif air mi\parnum di Jawa Timur belum kompetitif, baik di Surabaya, Sidoarjo, maupun Gresik. Kalau investor di Urnbulan pasang harga Rp 10.000, padahal air dari PDAM lain di bawah itu, apa ada yang mau," jelas dia.
Minta Subsidi Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemprov Jatim akan melobi pemerintah pusat agar mau memberikan subsidi atas biaya penyelesaian infrastruktur proyek tersebut. Pemerintah pusat diharapkan memberikan subsidi dalam pembangunan pipa distribusi primer, dengan begitu proyek tersebut bisa menguntungkan dari sisi bisnis.
"Kalau nanti subsidi itu bisa cair, bisa jadi malah proyek itu tak harus ditawarkan ke investor swasta. Bisa saja dikelola sendiri oleh Pemprov Jatim melalui BUMD," ujar dia.
Dia menjelaskan, dengan adanya subsidi untuk pembangunan pipa distribusi primer, tarif air minum ke pelanggan bisa ditekan hingga menjadi sekitar Rp 5.000-6.000 per meter kubik. Dengan dikelola BUMD, Pemprov Jatim, pun bisa memberikan subsidi tarif antara Rp 1.000 hingga Rp2.000 per meter kubik.
"Jadi tarif ke pelanggan mungkin tinggal Rp 4.000 per meter kubik. Kalau begini, kami yakin pelanggan banyak yang berminat," jelas dia.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto menginstruksikan Pemprov Jatim agar segera mengupayakan mata air Umbulan bisa dinikmati masyarakat. Dengan kapasitas 4.000 liter per detik, mata air Umbulan bisa dinikmati satu penduduk di Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. (ros)
Subscribe to:
Posts (Atom)